Saturday, 23 May 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Menurut data WHO pada Tahun 2012, sebanyak 585.000 Perempuan meninggal saat Hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran.

Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menyangkut dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Menurut WHO 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.

1
 Millenium Development Goals adalah hasil kesepakatan 189 negara termasuk Indonesia  yang mulai dijalankan pada September 2000.Adapun program pemerintah dalam rangka percepatan penurunan AKI guna mencapai target MDGs tahun 2015, telah dirumuskan skenario percepatan penurunan AKI yaitu, Target MDG 5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah/dikurangi, pelayanan Antenatal dilakukan 4 kali selama kehamilan,  satu kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga, kunjungan antenatal pertama (K1) harus dilakukan pada trimester pertama, guna mendorong peningkatan cakupan kunjungan antenatal, persalinan harus ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan Ibu hamil, bersalin dan nifas di fasilitas pelayanan dasar dan rujukan, bidan desa harus tinggal di desa (dalam satu desa minimal terdapat satu bidan yang tinggal di desa), guna memberikan kontribusi positif untuk pertolongan persalinan serta pencegahan dan penanganan komplikasi maternal, pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 terlalu, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsif gender harus ditingkatkan untuk meningkatkan health care seeking behaviour.

Departemen kesehatan menargetkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang pertahun. Berdasabersasarkan survei terakhir tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan (45%), terutama perdarahan post partum. Selain itu adalah keracunan kehamilan (24%), infeksi (11%), dan partus lama/macet (7%). Komplikasi obstetrik umumnya terjadi pada waktu persalinan, yang waktunya pendek yaitu sekitar 8 jam.
AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus. terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus. Penyumbang kematian  terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus terbanyak adalah eklampsia dan perdarahan, rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan (23%), eklampsi 33%, infeksi 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit lain 42%, (Dinkes Lampung, 2012).

UNTUK FILE SELENGKAPNYA SILAHKAN DONLOAD DI LINK BERIKUT.

http://adf.ly/10052769/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas

No comments:

Post a Comment