BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani. Pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan, takut terhadap
anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan. Selain
ketakutan-ketakutan tersebut pasien juga mengalami kekhwatiran lain seperti
masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga, dan kewajiban pekerjaan
atau ketakutan akan prognosis buruk atau kemungkinan kecacatan di masa akan
datang dan ancaman ketidakmampuan permanen yang lebih jauh. Hal ini memperberat
ketegangan emosional yang sangat hebat yang diciptakan oleh prospek pembedahan
(Wijayanti, 2009).
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang
sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah
dapat terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika
seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan yaitu
munculnya kecemasan yang mereka alami. Kecemasan pada pasien berkaitan dengan
segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan
(Mu’arifah, 2005).
Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap
stres yang mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis
terhadap kecemasan merupakan reaksi yang pertama
timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan
respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung
kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Manifestasi yang khas pada kecemasan tergantung pada
masing-masing individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh,
dan menangis. Respon psikologis secara umum berhubungan adanya kecemasan menghadapi anestesi,
diagnosa penyakit yang belum pasti, keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang
prosedur operasi dan sebagainya (Nungki, 2009).
Penelitian Makmuri et.al (2007) tentang tingkat kecemasan pre
operasi menunjukkan bahwa dari 40 orang responden terdapat 16 orang atau 40,0 %
yang memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang, 15 orang atau 37,5 %
dalam kategori ringan, responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 7
orang atau 17,5 % dan responden yang tidak merasa cemas sebanyak 2 orang atau 5
%.
Kecemasan adalah
keadaan suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala
jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan (Wijayanti,
2009). 90% pasien pre operasi berpotensi mengalami kecemasan. Kecemasan pasien sebelum
pembedahan meliputi pengalaman masa lalu tentang operasi, pengetahuan klien,
usia, diagnosa penyakit, jenis pembedahan, informasi sebelum pembedahan, social
ekonomi, hospitalisasi dan lama menunggu jadwal operasi (Paryanto, 2009).
Menurut Sawitri (2006), bila seseorang memiliki
pengetahuan tentang suatu hal maka akan timbul pemikiran tentang segi positif
dan negatif mengenai hal tersebut, pengetahuan ini berpengaruh terhadap sikap
dan perilaku seseorang dengan pemikirannya. Penelitian Supriyanti
(2007), dengan hasil yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dan sikap dalam aplikasi pencegahan anxietas pasien pre operasi
elektif.
(Paryanto, 2009), menyatakan bahwa respon terhadap kecemasan
dipengaruhi beberapa faktor yaitu usia atau tingkat perkembangan, jenis
kelamin, sosial budaya dan pengalaman individu. Pasien dengan usia yang terlalu
muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut mempunyai resiko lebih besar. Hal ini
diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat menurun . sedangkan
pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum matur-nya semua fungsi
organ.
Berdasarkan
data yang terdapat RS Sragen Jawa Tengah rata-rata tiap bulan pada tahun 2010
terdapat 25-60 penderita yang menjalankan operasi. Berdasarkan catatan
keperawatan ruang bedah Mawar, Teratai, dan Wijaya Kusuma RS Sragen, penderita
yang akan dilakukan tindakan pembedahan pada kasus diatas, 10% dilakukan
penundaan karena peningkatan kecemasan.
Berdasarkan data dari RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun
2010 dengan jumlah pasien pre operasi sebanyak 545 orang dengan distribusi
pasien riwayat hipertensi yang mengalami kecemasan sebelum operasi sehingga
operasi bisa dibatalkan (15.8%) dan pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi
operasi dapat mengalami menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi
terpaksa harus ditunda (30%). Kecemasan
yang terjadi dapat berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah, sehingga
tindakan anastesi atau pembedahan ditunda.
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 10 pasien pre
operasi di RSUD M. Yunus Bengkulu dari tanggal 01 – 11 Desember 2010
menunjukkan bahwa pasien dengan keluhan cemas menghadapi operasi (70%), pasien
yang mengatakan siap menghadapi operasi (30%). Setiap orang mempunyai pandangan
yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan
respon yang berbeda pula, akan tetapi sesungguhnya perasaan cemas selalu
dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan.
Dari uraian latar
belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan tingkat pengetahuan dan usia dengan kecemasan pre operasi di
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2010”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah masih adanya kecemasan yang terjadi pada
pasien pre operasi yang menyebabkan operasi ditunda dan batal, dengan
pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah
ada hubungan tingkat pengetahuan dan usia dengan kecemasan pre operasi di ruang
Seruni RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu Tahun 2010 ?”
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan usia dengan kecemasan pre operasi di ruang
Seruni RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui :
a.
Gambaran kecemasan pasien pre operasi di
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2010.
b.
Gambaran pengetahuan pasien pre operasi
di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2010.
c.
Gambaran usia pasien pre operasi di RSUD
dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2010.
d.
Hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pre
operasi di RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu Tahun 2010.
e.
Hubungan usia dengan kecemasan pre operasi di RSUD dr.
M. Yunus Bengkulu Tahun 2010.
D. Manfaat
Penelitian
1.
Bagi
Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
literatur dan memberikan
informasi dan masukan yang bermanfaat tentang kecemasan pada
pasien pre operasi bagi
mahasiswa Akademi Keperawatan Dehasen.
2.
Bagi
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan masukan tentang kecemasan
pada pasien pre operasi di
Rumah Sakit terutama bagi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan keperawatan dalam kaitannya untuk
mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi.
3.
Bagi
peneliti lain
Diharapkan penelitian
ini dapat digunakan sebagai acuan untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kecemasan pada psien pre operasi sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dari penelitian
ini.