BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria ditemukan
hampir diseluruh bagian dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis
dan subtropis, seperti beberapa bagian benua afrika dan Asia Tenggara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan saat ini diseluruh dunia
sekitar 300 juta sampai 600 juta kasus klinis malaria dijumpai setiap tahun
(WHO, 2000) dan penyakit menular melalui faktor nyamuk Anopheles tersebut mampu
membunuh anak setiap 20 detiknya dan menjadi penyakit paling mematikan (Muthar,
2003).
Prevalensi malaria
di Indonesia adalah 50 per 1000 penduduk (2004) dan ditargetkan turun hingga 5
per 100 penduduk tahun 2010 (Indonesia Sehat 2010). Malaria merupakan penyakit
yang terdapat di negara tropis. Setiap 30 detik seorang anak meninggal dunia
akibat malaria. Di Indonesia terdapat 310 kabupaten dan kota yang merupakan
daerah endemic malaria. Tingginya jumlah kasus malaria akibat lingkungan yang
sangat mendukung terjadinya penularan. Seperti lingkungan yang banyak tergenang
air kotor dan rumah yang tidak sehat. Kasus yang terakumulasi akibat rendahnya
akses terhadap pelayanan kesehatan yang ada. Pada tahun 2006 dan 2007 malaria
dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Peningkatan kasus malaria di
delapan propinsi, delapan kabupaten yang mencapai 20.331 penduduk, 12 desa
dengan kesakitan sejumlah 1.015 dan kemtian 23 orang. Case fatalitty rate
sebesar 2,19% (Ferdinand, 2007).
Dari profil
kesehatan propinsi Bengkulu tahun 2008 menyatakan bahwa angka kesakitan malaria
diukur dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Annual Malaria Insiden
(AMI), artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan
berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium. Jumlah penderita klinis di propinsi
Bengkulu pada tahun 2006 berjumlah 33.413 penderita dan yang positif sebanyak
3.178. Penderita diobati sebanyak 32.062 dan pada tahun 2007 meningkat menjadi
33.450 penderita, dan yang positif sebanyak 7.033. Penderita diobati sebanyak
16.725 penderita.
Tabel 1.1 Jumlah penderita
Malaria di Kecamatan dan Puskesmas Kota Bengkulu tahun 2008
NO
|
Kecamatan
|
Puskesmas
|
JumLah Balita
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Gading Cempaka
|
Jembatan Kecil
Jalan Gedang
Lingkar Barat
Lingkar Timur
|
272
46
32
11
|
2
|
Ratu Agung
|
Kuala Lempuing
Nusa Indah
Sawah Lebar
|
8
28
146
|
3
|
Ratu Samban
|
Anggut Atas
|
221
|
4
|
Teluk Segara
|
Pasar Ikan
Kampung Bali
|
506
94
|
5
|
Sungai Serut
|
Sukamerindu
|
21
|
6
|
Muara Bangkahulu
|
Ratu Agung
Beringin Raya
|
44
19
|
7
|
Selebar
|
Basuki Rahmad
Betungan
|
228
32
|
8
|
Kampung Melayu
|
Kandang
Padang Serai
|
43
16
|
|
Jumlah
|
1.767
|
Sumber : Dinas Kesehatan
Kota Bengkulu (2008)
Dari tabel diatas
kasus tertinggi Malaria adalah Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu dengan jumlah
506 orang. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Pasar
Ikan jumlah balita dari bulan januari sampai dengan Desember 2009 berjumlah
1.893 orang balita. Kasus Malaria di Kota Bengkulu dari tahun ke tahun
menunjukkan penurunan sedikit, hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut
: Jumlah penderita klinis di propinsi
Bengkulu pada tahun 2006 berjumlah 33.413 penderita dan yang positif sebanyak
3.178. Penderita diobati sebanyak 32.062 dan pada tahun 2007 meningkat menjadi
33.450 penderita, dan yang positif sebanyak 7.033. Penderita diobati sebanyak
16.725 penderita.
Dilihat dari hal
tersebut, maka upaya pencegahan penyakit malaria ini sangat diperlukan. Upaya
pencegahan kejadian kesakitan akan penularan malaria saat ini telah ibagikan
2,5 juta kelambu berinsektisida kepada ibu hamil, anak balita dan penduduk
miskin di 45 kabupaten endemis yang sangat membutuhkan (Ferdinand, 2007). Adapun
upaya pencegahan penyakit malaria diantaranya adalah menghindari gigitan nymuk
malaria, membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, mengurangi tempat
perindukan nyamuk malaria, pemberian obat pencegahan malaria, dan pemberian
vaksin malaria (Prabowo, 2007). Sedangkan menurut Haswani (2004), dalam hal
pemberantasan malaria dapat dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan
larvasida, dan secara hayati menggunakan agent biologis seperti predator.
Menjaga lingkungan
sekitar rumah menjadi prioritas utama agar kasus ini tidak terjadi lagi. Kebersihan
lingkungan rumah merupakan tanggung jawab keluarga khususnya ibu. Dalam
kehidupan sehari-hari peran ibu lebih dominan karena lebih sering berinteraksi
dengan anggota keluarga dan lingkungan rumah. Peran dan pengetahuan ibu
diperlukan untuk menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat. Dengan
terciptanya lingkungan rumah yang bersih dan sehat akan memutuskan mata rantai
kehidupan nyamuk Anopheles, sehingga terbebas dan terhindar dari penyakit
malaria (Satari, 2004).
Pengetahuan adalah
hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba, di mana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2007).
Upaya penanggulangan malaria bukan saja
merupakan tugas dari tenaga kesehatan, tetapi seluruh masyarakat. Ibu yang
mempunyai peranan utama dalam penanggulangan malaria pada balita karena ibulah
yang paling dekat dengan anak. Jika anak sudah jelas menderita penyakit
malaria, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk membantu proses
penyembuhan pada anak. Keberhasilan seorang ibu mencegah dan mengobati anaknya dari
penyakit malaria tergantung dari pengetahuan yang dimiliki ibu (Notoatodjo,
1993).
Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Dengan
Kejadian Malaria Di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2009”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang penulis merumuskan masalah penelitian yaitu adakah hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan dengan kejadian malaria di Puskesmas
Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan dengan Kejadian Malaria di Puskesmas
Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.3.2
. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengetahui gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan di
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.3.2.2. Mengetahui gambaran Kejadian
Malaria di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.3.2.3. Untuk mengetahui
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Dengan Kejadian Malaria di
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Tempat Penelitian (Puskesmas Pasar Ikan Kota
Bengkulu)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
informasi dan masukan mengenai Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan dengan Kejadian Malaria di Puskesmas
Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan masukan dalam mempelajari Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Pencegahan dengan Kejadian
Malaria di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.4.3. Bagi Peneliti Lain
Informasi yang didapat dari peneliti
ini berguna sebagai bahan literatur atau referensi bagi peneliti lain yang
berminat dalam penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pencegahan dengan Kejadian Malaria di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA DISINI
KUISIONER http://adf.ly/10052769/kuisioner-ibung
No comments:
Post a Comment